Open your eyes to see the World

CLICK ON THE WORDS NOT ON PICTURES
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul “Soul in Body”. Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen pada program Sarjana Teknologi Industri Jurusan Teknik Informatika.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaaat dan berguna bagi pembaca.

Jiwa memerlukan perangkat - raga yang sesuai untuk menjalankan tugasnya di dunia. Raga memerlukan nyawa agar bisa hidup dan beraktivitas. Jasad tersusun dari materi bumi, yaitu air, api, tanah dan udara yang semuanya berasal dari alam kasat mata (alam syahadah), sedangkan jiwa dibuat dari materi cahaya, yang sama dengan materi malaikat karena keduanya berasal dari alam tidak kasat mata (alam ghaib).

Tubuh manusia yang diciptakan dari tanah tidak berbeda dengan tubuh makhluk yang lain dilihat dari bahan maupun susunan kimiawinya. Manusia dibedakan dengan makhluk yang lain dari jiwa manusia ( manusia rohani ) yang berbeda kapasitas dan kemampuannya terutama diberikannya akal dan kecerdasan. Jasad manusia tidak berarti apapun jika di dalamnya tidak “ditiupkan” Nur Cahaya Allah dalam bentuk nyawa agar dapat hidup. Raga yang hidup karena sudah diberi nyawa belum berfungsi jika belum dipakai oleh jiwa yang pada hakekatnya merupakan manusia rohani dengan seluruh kelengkapan dan fungsinya.

Manusia rohani dan jasmani belum berfungsi jika belum ditiupkan Nur Cahaya Allah dalam bentuk ruh yang menyalurkan rahmat dan kemurahan Allah sehingga manusia berfungsi secara utuh. Hanya dalam perjalannya sangat sering manusia tidak mampu menangkap, melihat, maupun mendengar serta merasakan apa yang dikehendaki ruh sehingga berjalan menurut nafsunya sendiri.

Ruh tidak sama dengan Ruhani. Ruh adalah nama jisim, yaitu nama bendanya meskipun benda ghaib. Ruhani adalah tindakan ruh yang kita dapat saksikan pada diri manusia. Manusia sedikit sekali mengetahui tentang ruh.

Fungsi Ruh secara menyeluruh adalah membawa dan menyalurkan sifat-sifat Allah agar kehidupan manusia berjalan sesuai dengan Fitrah-Nya. Karena Ruh membawa sifat Hayyat (Hidup), maka manusia menjadi hidup. Karena Ruh membawa sifat Rahman dan Rahim (kasih sayang), maka manusia juga memiliki sifat kasih dan sayang. Karena Ruh membawa sifat Jabbar (Perkasa) maka manusia juga ketularan sifat perkasa itu. Ruh juga membawa sifat Qiyamuhu binafsihi (mandiri), maka manusia pun memiliki kecenderungan untuk bersifat mandiri. Karena Ruh membawa sifat Qudrat & Iradat (berkuasa dan berkehendak), maka manusia pun berkehendak untuk berkuasa. Namun, tentu saja, dalam skala kemanusiaan yang sangat sangat terbatas. Jadi Ruh adalah sistem operasi, dimana sifat-sifat manusia bersandar dan bergantung pada sifat-sifat Ruh yang ditiupkan oleh Allah kepada badan manusia. Ruh, pada dasarnya - sebenarnya memiliki potensi yang tidak terbatas, namun karena ia ditiupkan ke dalam tubuh manusia, maka ketidakterbatasan Ruh itu sangat dibatasi oleh keterbatasan tubuh manusia dalam menerimanya. Bukan sifat dan kemampuan ruh yang dibatasi.

Kalbu atau hati sebagai pusat rasa dalam ruhani kita, rupanya hati berhubungan langsung dengan ruh, begitu ruh ada maka rasa pun ada. Hati merupakan keajaiban pada manusia. Allah mempercayakan iman/hidayah tersimpan di dalam hati. Hati merupakan terminal semua informasi yang diterima manusia, informasi dari pancaindera (pendengaran dan penglihatan), yaitu informasi dari dunia nyata dan dari nafsu (dunia dalam kita) yang berasal dari alat-alat tubuh kita.

Akal manusia merupakan pembeda antara manusia dengan hewan. Allah menganjurkan agar manusia menggunakan akal,Bahkan Allah akan murka kepada orang yang tidak menggunakan akalnya. Akal dalam jiwa kita seperti software dalam komputer, setelah otak merupakan hardware-nya.

Nafsu ini sangat erat hubungannya dengan dunia dalam kita (internal spirit) dan sifatnya ingin pemenuhan keinginannya segera, sifatnya emosional dalam melayani kebutuhan dalam kita, misalnya: nafsu makan, minum, dll. Hawa nafsu adalah sifat yang buruk yang harus kita tahan.

Tubuh manusia diciptakan sesuai dengan situasi dan kondisi alam di dunia agar jiwa dapat beraktivitas. Sebaliknya raga, badan atau tubuh manusia tidak diperlukan dialam akhirat. Dia terkondisi untuk hidup di bumi, tidak ditempat lain. Manusia rohani dan jasmani merupakan dua hal yang berbeda tetapi pada hakekatnya satu dan menyatu. Manusia rohani yang berkehendak sedangkan manusia jasmani yang melaksanakan.

Kesimpulan dari makalah ini yaitu, Tubuh manusia yang diciptakan dari tanah tidak berbeda dengan tubuh makhluk yang lain dilihat dari bahan maupun susunan kimiawinya. Ruh tidak sama dengan Ruhani. Ruh adalah nama jisim, yaitu nama bendanya meskipun benda ghaib. Ruhani adalah tindakan ruh yang kita dapat saksikan pada diri manusia. Kalbu atau hati sebagai pusat rasa dalam ruhani kita, rupanya hati berhubungan langsung dengan ruh, begitu ruh ada maka rasa pun ada. Hati merupakan keajaiban pada manusia. Allah mempercayakan iman/hidayah tersimpan di dalam hati. Hati merupakan terminal semua informasi yang diterima manusia, informasi dari pancaindera (pendengaran dan penglihatan), yaitu informasi dari dunia nyata dan dari nafsu (dunia dalam kita) yang berasal dari alat-alat tubuh kita. Akal manusia merupakan pembeda antara manusia dengan hewan. Allah menganjurkan agar manusia menggunakan akal,Bahkan Allah akan murka kepada orang yang tidak menggunakan akalnya. Akal dalam jiwa kita seperti software dalam komputer, setelah otak merupakan hardware-nya. Nafsu ini sangat erat hubungannya dengan dunia dalam kita (internal spirit) dan sifatnya ingin pemenuhan keinginannya segera, sifatnya emosional dalam melayani kebutuhan dalam kita, misalnya: nafsu makan, minum, dll. Hawa nafsu adalah sifat yang buruk yang harus kita tahan. Salah satu 'tugas dasar' Ruh adalah memberikan energi kehidupan kepada manusia, yang 'ditiupkan' oleh Allah kepada badan yang tadinya mati, sehingga ia menjadi hidup dan berfungsi. Ruh, pada dasarnya - sebenarnya memiliki potensi yang tidak terbatas, namun karena ia ditiupkan ke dalam tubuh manusia, maka ketidakterbatasan Ruh itu sangat dibatasi oleh keterbatasan tubuh manusia dalam menerimanya.
Swimming Sperm